Sabtu, 29 Desember 2012

asuhan keperawatan keluarga dengan bronkitis kronis


BAB  I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Praktek Keperawatan Komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatkan dan mempertahankan kesehatan. Salah satu sasaran Praktek Keperawatan Komunitas adalah keluarga sehingga dikenal dengan sebutan Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga. Hal ini karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat itu sendiri. Namun kenyataan menunjukkan bahwa penerapan konsep asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga sampai dengan saat ini belum dilaksanakan dengan baik oleh perawat Puskesmas.
Jenjang pendidikan keperawatan di Indonesia yang beraneka ragam tanpa adanya batasan yang jelas akan peran dan fungsi masing-masing semakin mempersulit praktek Keperawatan Komunitas. Belum adanya standart praktek Keperawatan Komunitas yang diakui berdasarkan kesepakatan masyarakat Keperawatan Indonesia mengakibatkan praktek Keperawatan Komunitas menjadi kabur. Termasuk belum adanya jenjang spesialisasi perawat Komunitas mengakibatkan persepsi konsep Keperawatan Komunitas ditafsir secara sendiri-sendiri oleh perawat dan tidak adanya figur narasumber yang bisa didengar dan dipanuti berdasarkan tingkat kepahaman. Konsep Keperawatn Komunitas yang ada saat ini masih merupakan adopsi dari konsep-konsep luar negeri yang belum tentu cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia.

B.   Tujuan
1.      Tujuan Umum :
                     Untuk memepelajari penerapan asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga secara konprehensip dengan menggunakan Metode Proses Keperawatan.
2.      Tujuan Khusus :
a.       Agar mampu menerapkan pengkajian keperawatan kesehatan keluarga.
b.      Agar mampu menegakkan diagnose keperawatan kesehatan keluarga.
c.       Agar mampu membuat perencanaan keperawatan kesehatan keluarga.
d.      Agar mampu mengimplementasikan keperawatan kesehatan keluarga.
e.       Agar mampu melakukan evaluasi keperawatan kesehatan keluarga.

BAB  II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A.     DEFENISI

Istilah bronchitis kronis menunjukkan kelainan pada bronchus yang sifatnya menahun (berlangsung lama) dan disebabkan oleh berbagai faktor, meliputi faktor yang berasal dari luar bronchus maupun dari bronchus itu sendiri. Bronkhitis kronis merupakan keadaan yang berkaitan dengan produksi mucus trakheobronkhial yang berlebihan, sehingga menimbulkan batuk yang terjadi paling sedikit selama tiga bulan dalam waktu satu tahun untuk lebih dari dua tahun berturut-turut.
Bronchitis kronis bukanlah merupakan bentuk manahun dari bronchitis akut. Walaupun demikian, seiring dengan waktu, dapat ditemukan periode akut pada penyakit bronchitis kronis. Hal tersebut menunjukkan adanya serangan bakteri pada dinding bronchus yang tidak normal. Infeksi sekunder oleh bakteri dapat menimbulkan kerusakan yang lebih banyak sehingga akan meperburuk keadaan.

B.     ETIOLOGI
Faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status social ekonomi.
1. Rokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.
2. Infeksi
Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie.
3. Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.

4. Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru.
5. Faktor sosial ekonomi
Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.

C.    PATOFISIOLOGI
Serangan bronchitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat timbul kembali sebagai eksaserbasi akut dari bronchitis kronis. Pada umumnya virus merupakan awal dari serangan bronchitis akut pada infeksi saluran napas bagian atas. Dokter akan mendiagnosis bronchitis kronis jika pasien mengalami batuk atau mengalami produksi sputum selama kurang lebih tiga bulan dalam satu tahun atau paling sedikit dalam dua tahun berturut-turut.
Serangan bronchitis disebabkan karena tubuh terpapar agen infeksi maupun noninfeksi (terurtama rokok). Iritan (zat yang menyebabkan iritasi) akan menyebabkan timbulnya respon inflamasi yang akan menyebabkan vasodilatasi, kongesti, edema mukosa, dan bronkopasme. Tidak seperti emfisema, bronchitis lebih mempengaruhi jalan napas kecil dan besar dibandingkan alveoli.

D.    MANIFESTASI KLINIK
·         Penampilan umum: cenderung overweight, sianosis akibat pengaruh sekunder polisitemia, edema (akibat CHF kanan), dan barrel chest.
·         Usia: 45-65 tahun
·         Batuk persisten,produksi sputum seperti kopi, dispnea dalam beberapa keadaan, variable wheezing pada saat ekspirasi, serta seringnya infeksi pada system repirasi
·         Gejala biasanya timbul pada waktu yang lama
·         Pada paru didapatkan suara napas yang kasar.



BAB III

TINJAUAN KASUS

A.  Pengkajian Keluarga
      I.    Data Umum :
1.      Nama Kepala Keluarga                  : Bapak K   
2.       Umur                                            : 55 tahun
3.      Alamat                                           :  Desa Medang ara, kec. Karang baru
4.      Pekerjaan Kepala Keluarga            :  Petani
5.      Pendidikan Kepala Keluarga          :  SD
6.      Komposisi Keluarga                      :

No
Nama
Jenis Kelamin
Hubungan dengan KK
Umur
Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
Ibu K
Abdul Anas
Abdul Somat
Habibie
Indahtul. A
P
L
L
L
P
Isteri
Anak
Anak
Anak
Anak
50 th
18 th
16 th
11 th
  8 th
SD
STM
SMU
SD
SD

Genogram :
1.      55


 






Keterangan :
        :  Laki-Laki
        :  Perempuan

        :  Klien

        :  Meninggal Laki-laki

        :  Meninggal Perempuan

7.      Tipe Keluarga.
      Keluarga inti terdiri dari Pak K, Ibu K dan keempat anak kandung.
8.      Suku bangsa.
      Jawa – Indonesia. Pak K  berasal dari Semarang dan Ibu K dari Surabaya.
9.      Agama.
      Seisi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk pada status kesehatan.
10.  Status Sosial Ekonomi Keluarga.
      Penghasilan keluarga perbulan > Rp. 1.500.000,- yang diperoleh dari hasil kerja Pak K jika kondisinya sehat, usaha Bu K membungkus krupuk dan 3 buah kamar dikostkan. Pak K dan Ibu mengatakan dari penghasilan yang ada cukup untuk biaya makan, minum, berobat dan beli pakaian serta biaya sekolah anak.
11.  Aktifitas Rekreasi Keluarga.
·         Anak-anak kadang memancing, bermain dan berkunjung ke rumah teman, mendengar radio dan menonton TV bersama Pak K dan Ibu K
·         Sesekali keluarga mengunjungi sanak famili Pak K di desa Terban atau bersendagurau dengan penghuni kost.

II.  Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.
2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Anak I berusia 18 tahun dan sedang sekolah. Bapak dan Ibu K mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya.
3.      Riwayat kesehatan keluarga inti :
Bapak dan Ibu K mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan tertentu. Hanya pada usia mudanya pak K pernah menderita penyakit batu ginjal yang sedianya akan dioperasi dokter, tetapi akhirnya hancur sendiri tanpa operasi. Mengenai anak-anak dikatakan tidak pernah menderita penyakit berat tertentu, kecuali demam, batuk pilek biasa. Saat ini pak K sedang menderita penyakit “BRONCHITIS KRONIS” berdasarkan diagnosa dokter puskesmas K sejak lebih dari 2 tahun lalu. Pak K saat ini masih merokok 2-3 batang/hari.

4.      Riwayat keluarga sebelumnya :
Pak K mempunyai saudara 5 orang dan Pak K anak bungsu (ke enam). Ke empat saudaranya masih hidup kecuali anak ke lima sudah meninggal dengan riwayat sakit yang tidak diketahui persis. Ibu K mempunyai saudara 4 orang dengan Ibu K sebagai anak bungsu (ke lima). Anak sulung sudah meninggal dengan riwayat sakit yang juga tidak diketahui persis.

III.    Lingkungan
1.      Karakteristik rumah :
Luas rumah 84 m2 dengan panjang 16 m dan lebar 7 m. terdiri dari 6 kamar tidur, satu kamar mushola, satu WC, dua kamar mandi, tanpa gudang, satu buah dapur satu ruang tamu dan satu ruang makan. Tipe rumah permanent. Jendela rumah terdapat diruang tamu dengan posisi menghadap ke timur, satu buah diruang tengah menghadap ke utara, satu buah dimushola dan di kamar tidur masing-masing satu buah. Secara umum sistem ventilasi di kamar tidur dan ruang tengah sangat kurang. Barang-barang diletakkan dilorong/ruang tengah dan di ruang belakang depan dapur dan mushola. WC permanent mempunyai septi tank. Sumber air minum dari PAM yang dibeli secara eceran (tidak berupa pipa permanent). Sumber air bersih untuk mencuci menggunakan sumur. Kebiasaan memasak menggunakan kayu bakar sehingga banyak asap dalam rumah keluar rumah. Lantai rumah terbuat dari tegel dengan kebiasaan keluarga keluar masuk rumah tanpa melepaskan alas kaki sehingga kesannya banyak debu/tanah.

2.      Denah Rumah :
WC
KM 2
KM 1
S
RM
D
RT
KK
KK
KK
KT 3
M
KT 2
KT I


Keterangan :                                    
RT    =  Ruang Tamu                                   
               KT    =  Kamar Tidur
M      =  Mushola
D      =  Dapur
KK    =  Kamar Kost.
KM   =  Kamar Mandi
S       =  Sumur

3.      Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga pak K bertetangga dengan satu keluarga Polisi dan lainnya wiraswasta. Semua tetangga beragama Islam dari suku jawa asli yang taat beribadah kebiasaan kerja bakti dilakukan bersama sebulan sekali. Hubungan dengan tetangga dilakukan sepanjang tegur sapa biasa. Kunjung mengunjung dilakukan bila hari raya Agama.
4.      Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Bapak dan Ibu K kebanyakan berada di rumah selama Pak K masih sakit. Ibu K setiap dua hari sekali pergi kewarung-warung di dekat rumah untuk menitip kerupuk. Anak-anak aktif ke sekolah pada siang hari.
5.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Pak K aktif dalam perkumpulan Tahlilan bagi Bapak dan Ibu. Sedangkan anak-anak aktif kegiatan ngaji dan remaja masjid dan sebagai anggota pondok pesantren.
6.      Sistem pendukung keluarga :
Ibu K dan keempat anaknya sehat-sehat saja. Selama ini yang aktif merawat Pak K hanya ibu k sendiri. Pak K dan ibu mengatakan tidak punya tabungan khusus hari tua atau untuk membiayai kesehatan. Jarak rumah degan fasilitas kesehatan terdekat yaitu Puskesmas ± 500 m. Adanya kegiatan jimpitan/jula jula kelompok yang bisa dipakai untuk biaya kesehatan. Selain itu Pak K mengatakan untuk biaya pengobatannya kadang-kadang dibantu oleh saudara-saudara ibu K termasuk memberikan dorongan agar mencari pengobatan secara teratur. Saat ini Pak K lebih memilih pada Tabib secara alternatif
IV.    Struktur Keluarga
1.      Pola Komunikasi Keluarga :
Pak K dan Ibu mengatakan komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka. Menurut  Pak K, kadang-kadang menegur dengan keras kepada anak-anaknya yang melalaikan tugas-tugas sekolah atau terlambat pulang makan kalau bertandang ke rumah teman.
2.      Struktur Peran Keluarga :
Pak K mengatakan dirinya sudah tua dan sakit-sakitan. Oleh karena itu tidak mempunyai peran khusus untuk merubah perilaku orang lain di masyarakat. Kecuali terhadap anak-anak yang sering diingatkan untuk menjaga pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang merusak citra keluarga.
3.      Struktur Peran (formal dan informal) :
Pak K hanya sebagai anggota Takmir/penjaga Masjid sedangkan ibu K sebagai anggota organisasi PKK. Anak sulungnya seorang pelajar dan merasa bertanggungjawab menjaga  ketiga adik adiknya.
4.      Nilai dan Norma Keluarga :
Keluarga memandang sakit disebabkan oleh penyakit, bukan karena faktor magis dan lainnya. Menurut pak K hal magis memang ada tetapi tidak terlalu diperhitungkannya karena selama ini keluarganya tidak pernah menyusahkan orang lain. Menurut pak K, ... selama ini banyak orang beranggapan bahwa magis merupakan keadaan yang menakutkan sehingga kalau sakit lebih suka ke dukun terutama penyakit yang tak kunjung sembuh. Pada hal menurut pak K kita harus teguh pada keyakinan agama. Oleh karena itu keluarganya sering berobat ke sarana kesehatan bila sakit. Namun sakitnya pak K karena harus berobat rutin ke dokter dimana harga obat semakin mahal sehingga akhir-akhir ini lebih cenderung berobat ke Tabib dengan menggunakan pengobatan alternatif. Di samping itu menurut pak K dan ibu sebagaimana pandangan umum masyarakat disekitarnya bahwa obat yang diperoleh dari puskesmas sangat terbatas/sederhana sehingga sakit seperti pak K dianggap sulit sembuh walaupun awalnya sempat berobat beberapa kali ke puskesmas. Terhadap kebiasaan pak K yang kadang-kadang masih merokok, ibu K mengatakan saya serahkan pada keadaan bapak sendiri yang merasakannya. Kalau sering ditegur malah marah-marah. Menurut pak K sendiri mengatakan merokok hanya sesekali saja bukan setiap saat, itu tergantung pada kondisinya. Kadang-kadang berobat ke dokter praktek dengan berpindah-pindah.

V.     Fungsi Keluarga
1.      Fungsi Afektif :
Menurut Pak K dan ibu serta kedua anak yang sudah remaja  Abdul Anas dan Abdul Somat, mereka memandang dirinya masing-masing layaknya manusia normal lainnya Kecuali pak K mengatakan dirinya semakin tua dan sakit-sakitan sementara anak-anaknya masih kecil. Ibu K mengatakan keluarganya saling menghormati satu sama lain dan tetap mempertahankan keharmonisan keluarga.
2.      Fungsi Sosial :
Menurut keluarga, kehidupan mereka tidak lepas dari corak lingkungan agamis muslim yang taat pada aturan ibadah, organisasi dan aktivitas keagamaan di lingkungannya.
3.      Fungsi Perawatan Kesehatan :
Secara Umum keluarga masih belum mampu mengenal masalah kesehatan pak K di buktikan dengan sesekali pak K masih  di biarkan merokok, pak K tidak menampung sputumnya pada satu tempat khusus, Dalam mengambil keputusan tindakan kesehatan masih lemah, kemampuan memberikan perawatan pada pak K masih kurang, kemampuan menciptakan lingkungan yang meningkatkan status kesehatan masih kurang, demikian juga dengan pemanfaatan sarana kesehatan sudah cukup baik tetapi tidak konsisten.
4.      Fungsi Reproduksi :
Pak K mempunyai 4 orang anak dan mengatakan tidak ingin punya anak lagi. Ibu K berumur 50 tahun dan mengatakan belum berhenti haid tetapi pasangan ini tidak mengikuti program KB. Menurut ibu K, selain karena takut juga pada pak K sudah tua dan sakit-sakitan sehingga jarang melakukan hubungan suami istri. Menurut pak K dan ibu, keduanya bisa menerima keadaan seperti ini selain karena anak-anaknya semakin besar juga harus bisa menerima kenyataan hidup.
5.      Fungsi Ekonomi :
Pak K mengatakan kondisi akan keluarga saat ini menurun drastis sejak kondisinya sering sakit-sakitan akan tetapi ibu masih membantu mencari nafkah walaupun penghasilannya tak seberapa. Saya sangat mengharapkan masih ada orang yang mau menyewa kamar kost kami agar masukan keluarga kami bertambah sehingga saya bisa terus menyekolahkan anak anak kami. Oleh sebab itu penggunaan uang kami lakukan seefisien mungkin.




VI.    Stres dan Koping Keluarga
1.      Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Menurut Pak K, sejak ± 6 bulan terakhir ini sering memikirkan keadaannya yang semakin tua dan sering sakit-sakitan sementara anak-anaknya semua masih sekolah, belum ada yang bekerja. Tetapi Pak dan ibu K mengatakan tidak terlalu cemas karena semuanya sudah diatur oleh yang Maha Kuasa.
2.      Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Selain kepasrahannya, pak K berharap anaknya Abdul Anas cepat mendapat pekerjaan setamat STM nanti.
3.      Strategi Koping Yang Digunakan :
Pak K bersama istri selalu berdiskusi untuk memecahkan problem keluarga dengan kadang-kadang melibatkan anaknya Abdul Anas sebagai anak sulung. Selain itu pak K dan ibu mengatakan disamping berusaha juga berpasrah pada kehendak Yang Maha Kuasa. kalau kebutuhan yang sangat mendesak, keluarga ibu K selalu dimintai bantuan.
4.      Strategi Adaptasi Disfungsional :
Menurut Bapak dan ibu K, anak sulung Abdul Anas mulai belajar merokok. Tetapi menurut Abdul Anas sendiri, hal itu dilakukannya hanya sebatas penampilan sebagai anak muda untuk melepas ketegangan. Selama ini tidak pernah membeli rokok dari uang pemberian orang tua kecuali diberi teman-temannya.
VII.     Pemeriksaan Fisik.
·         Pak K: T : 120/80, N : 72x/m, S : 365c. Retraksi +, suara parau, agak kurus, mengeluh sesak napas, sianosis.
·         Ibu K  : T : 130/90, N : 68x/m, S : 360c.

VIII.    Harapan Keluarga.
            Pak K dan ibu berharap sesekali petugas puskesmas mau berkunjung seperti ini sehingga keluarganya bisa memahami norma-norma kesehatan dan mengetahui tentang bronchitis kronis lebih banyak lagi.  Selain itu pengobatan di puskesmas kalau bisa lebih lengkap lagi terutama untuk penyakit-penyakit kronis, ungkap pak K.
           


I.                   Analisis dan sintesis  Data
NO
ANALISA DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
1






















2















3










4














4


Data Subyektif :
Pak K mengatakan:
  • Saya sedang menderita penyakit Bronchitis Kronis sejak lebih dari 2 tahun lalu berdasarkan diagnosa dokter puskesmas K
  • Sakit saya sering kumat-kumatan, bila kumat saya Batuk-batuk dan berlendir terutama malam hari atau terkena udara dingin, sesak napas, suara parau, kadang-kadang disertai panas badan, badan lemah dan pusing.
·         Saya masih merokok sesekali.
·         Saya tidak menampung sputumnya di satu tempat khusus.
Data Obyektif :
·         Pak K nampak kurus disertai retraksi (+) saat bernafas

Data Subyektif :
Ibu K mengatakan:
·         Saya memasak menggunakan kayu bakar.
·         Saya mengepel rumah 2x seminggu.
Data Obyektif :
·         Ventilasi rumah kurang akurat.
·         Atap dan dinding rumah tampak hitam.
·         Lantai rumah tampak banyak debu/tanah bertebaran karena keluarga ke luar masuk rumah tanpa melepas alas kaki.

Data Subyektif :
Ibu K mengatakan:
·         Belum berhenti haid.
·         Tidak mengikuti program KB
·         Kami tidak ingin mempunyai anak lagi.
Data Obyektif :
·         Pak K dan Ibu mempunyai 4 orang
·         Ibu K nampak sehat dan segar.

Data Subjektif:
Pak K mengatakan:
  • Akhir-akhir ini sering menggunakan pengobatan alternatif ke Tabib karena berobat ke dokter semakin mahal sementara pengobatan di puskesmas tidak cukup obatnya.
·         Sering berpindah-pindah dokter.
Data Objektif:
  • Pak K menunjukkan obat yang diperoleh dari dokter
  • Pak K menceritakan pengalamannya menggunakan obat herbal dari tabib.
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga


















Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat










Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk keluarga





Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Gangguan pemeliharaan kesehatan





















Gangguan manajemen pemeliharaan rumah











Resiko terjadinya kehamilan diluar rencana






Kurangnya pengetahuan pada keluarga pak K
                                                         
II.                Perumusan Diagnosa Keperawatan
NO
Diagnosa Keperawatan
1



2


3


4
Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit d/d Sakit saya sering kumat-kumatan, bila kumat saya Batuk-batuk dan berlendir, saya masih merokok.
Gangguan manajemen pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mempertahankan dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat d/d Ibu K masak menggunakan kayu bakar.
Resiko tinggi terjadinya kehamilan ibu K diluar rencana berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat  d/d Ibu K tidak mengikuti program KB.
Kurangnya pengetahuan pada keluarga Pak K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada d/d Pak K mengatakan berobat ke Alternatif.

III. Penilaian (Skoring) Diagnosis keperawatan
1.      Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit d/d Sakit saya sering kumat-kumatan, bila kumat saya Batuk-batuk, saya masih merokok.
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1.
Sifat masalah
(Tidak/kurang sehat)
3/3 x 1
1
Bila keadaan tsb tidak di tangani segera maka penyakit Pak K dapat menular ke anggota keluarga yang lain.
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
(Hanya sebagian)
1/2 x 2
1
 Pak K mau berhenti merokok dan menampung sputum pada satu tempat khusus
3.
Potensial masalah untuk dicegah
( cukup )
2/3 x 1
2/3
Keluarga mau merawat pak K ketika sakit sebagai perwujudan kasih saying terhadap ayah /suami.
4.
Menonjolnya masalah
(Masalah tidak dirasakan)
0/2 x 1
0
Keluarga pak K merasa penyakit yang diderita oleh Pak K bukan  masalah yang serius dan semua ini adalah takdir dari yang maha kuasa.

Total Skor

2 2/3


  1. Gangguan manajemen pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan rumah yang sehat d/d ibu k memasak menggunakan kayu bakar
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1.
Sifat masalah
(Tidak sehat)
3/3 x 1
1
Bila keadaan tersebut tidak segera ditangani maka akan memperburuk keadaan Pak K
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
( Mudah)
2/2 x 2
1
Sumber-sumber yang ada dan tindakan untuk memecahkan masalah dapat dijangkau keluarga.
Mis: menggunakan kompor sumbu/gas dengan cara menabung
3.
Potensi untuk mencegah masalah
(Tinggi)
3/3 x 1
1
Masalah dapat dicegah untuk tidak memperburuk keadaan dapat dilakukan pak K dan keluarga dengan memperbaiki perilaku hidup sehat.
4.
Menonjolnya masalah
(Masalah berat harus segera diatasi)
2/2 x 1
1
Keluarga menyadari adanya masalah tetapi keluarga tidak tahu bahwa asap dapur dapat memperburuk keadaan Pak K.

Total Skor

4         

                                                                                                   
3.      Resiko tinggi terjadinya kehamilan ibu K diluar rencana berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat  d/d Ibu K tidak mengikuti program KB.
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1.
Sifat masalah
( Krisis)
1/3 x 1
1/3
Adanya ancaman kesehatan tetapi tidak perlu ditangani segera.
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
(Mudah)
2/2 x 2
2
Untuk menjadi aseptor KB dengan menggunakan kontrasepsi mungkin sulit bagi pasangan tetapi menggunakan metode kalender melalui pemahaman siklus haid dapat diajarkan tanpa biaya mahal.
3.
Potensi untuk mencegah masalah
(Tinggi)
3/3 x 1
1
Dengan menggunakan metode kalender yang sifatnya mudah dan murah, pasangan dapat leluasa berhubungan seks.
4.
Menonjolnya masalah
(Masalah dirasakan tetapi tidak perlu segera diatasi)
1/2 x 1
1/2
Bapak dan ibu K mengatakan dapat menerima keadaan hidup tanpa berhubungan seks lagi karena pak K sering sakit.

Total Skor

3 5/6










4.      Kurangnya pengetahuan pada keluarga Pak K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada d/d Pak K mengatakan berobat ke Alternatif.

No
Kriteria
Perhitungan
skor
Pembenaran
1
Sifat Masalah
(Krisis)
1/3x1
1/3
Pak K mengatakan berobat ke puskesmas obatnya tidak cukup, sehingga sering berobat ke dokter dan alternative
2
Kemungkinan masalah dapat diubah
(Hanya sebagian)
1/2x2
1
Pak K dan keluarga merasa aman berobat ke alternative
3
Potensial masalah untuk dicegah
(Cukup)
2/3x1
2/3
Walaupun Pak K brobat ke alternative tatapi sesekali beliau ke puskesmas terdekat
4
Menonjolnya Masalah
(Masalah tidak dirasakan)
0/2x1
0
Pak K merasa ini masalah biasa dan ini adalah takdir dari Tuhan.

Total skor

2













IV. Prioritas Diagnosis Keperawatan
Prioritas
Diagnosis Keperawatan
Skor
1
Gangguan manajemen pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mempertahankan dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat d/d Ibu K masak menggunakan kayu bakar.

4
2
Resiko tinggi terjadinya kehamilan ibu K diluar rencana berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat  d/d Ibu K tidak mengikuti program KB.

3 5/6
3
Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan  anggota keluarga yang sakit d/d Sakit saya sering kumat-kumatan, bila kumat saya Batuk-batuk dan berlendir, saya masih merokok.
2 2/3
4
Kurangnya pengetahuan pada keluarga Pak K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada d/d Pak K mengatakan berobat ke Alternatif.
2


V. INTERVENSI KEPERAWATAN

No
Diagnosis Kep
Tujuan
Kriteria Evaluasi
 Intervensi
Umum
Khusus
Kriteria
Standart

1
Gangguan manajemen pemeliharaan rumah b/ d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang sehat d/d Ibu K masak menggunakan kayu bakar.

Penyakit yang di derita Pak K tidak semakin memburuk.

Ibu K tidak menggunakan kayu bakar untuk memasak

Seluruh keluarga mampu mencipta-
kan lingkungan yang bersih dengan cara melepaskan sandal ketika masuk rumah.
Psikomotor
-Keluarga dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
-Keluarga paham dengan apa yang disampaikan olh perawat.
·         Mendiskusikan ( menjelaskan, memberi kesempatan bertanya, dan menjelaskan kembali)  tentang bahaya asap dapur untuk kesehatan Pak K dan anggota keluarga lainnya.
·         Mendiskusikan ( menjelaskan, memberi kesempatan bertanya, dan menjelaskan kembali)  akibatnya bila sering terpapar dengan asap dapur.
·         Bersama keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang bersih dan sehat, dengan menyampaikan manfaat lantai rumah bersih dan terhindar dari debu/tanah, dengan cara melepas sandal ketika masuk rumah dan mengepel rumah secara rutin serta menganjurkan keluarga untuk membuka jendela setiap hari

2
Resiko tinggi terjadinya kehamilan ibu K diluar rencana b/ d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat  d/d Ibu K tidak mengikuti program KB.

Ibu K mau menjadi aseptor KB

Ibu K tidak mengalami hamil di luar rencana.

Ibu K menyadari bahwa dirinya masih dalam keadaan yang memungkinkan hamil yang ditandai dengan haid setiap bulannya.
Verbal
-Keluarga mengetahui jenis jenis KB

-Keluarga mengetahui mamfaat KB
·         Mendiskusikan ( menjelaskan, memberi kesempatan bertanya, dan menjelaskan kembali)  tentang KB
·         Mendiskusikan ( menjelaskan, memberi kesempatan bertanya, dan menjelaskan kembali)  akibtnya bila tidak mengikuti program KB
·         Memberikan solusi yang aman dan mudah untuk mengikuti program KB.
·         Memberikan pujian pada keluarga tentang hal yang diketahuinya
3
Gangguan pemeliharaan kesehatan b/ d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit d/d Sakit saya sering kumat-kumatan, bila kumat saya Batuk-batuk dan berlendir
Penyakit yang di derita Pak K tidak menular pada keluarganya.

Keluarga mengenal karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan mampu merawat Pak K..
Psikomotor
-Keluarga mengenal masalah kesehatan pak K
- Pak K minum obat secara rutin sesuai anjuran dokter.

·         Mendiskusikan ( menjelaskan, memberi kesempatan bertanya, dan menjelaskan kembali)  tentang bronchitis kronis, penyebab, tanda dan gejala, dan perawatannya.
·         Mendiskusikan dengan keluarga cara mengidentifiasi serangan serta alternative yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk mencegah serangan berulang
·         Ajarkan keluarga cara membuat dan menyediakan tempat menampung  sputum yang memenuhi syarat serta anjurkan Pak K untuk menampung sputum pada tempat yang telah disediakan
·         Anjurkan Pak K meminum obat sesuai aturan
·         Berikan bimbingan dengan ilustrasi menggunakan gambar, brosur dan sebagainya.
·         Dengarkan pernyataan yang diajukan keluarga.
·         Tanggapi pertanyaan dengan sabar.
·         Bimbing keluarga untuk mengulangi penjelasan yang sudah diberikan
4
Kurangnya pengetahuan pada keluarga Pak K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada d/d Pak K mengatakan berobat ke Alternatif.
Keluarga pak K terus menggunakan  fasilitas  kesehatan


Keluarga sepakat jika diadakan evaluasi sewaktu-waktu oleh perawat/petugas kesehatan
Verbal
- Keluarga Pak K terus membawa pak k ke sarana kesehatan secara rutin
·         Mendiskusikan ( menjelaskan, memberi kesempatan bertanya, dan menjelaskan kembali)  tentang pelayanan kesehatan
·         Menjelaskan pentingnya berobat teratur ke sarana kesehatan.
·         Menjelaskan  pentingnya kerjasama dengan petugas kesehatan.
·         Beri pujian terhadap keputusan yang baik dan benar sebaliknya beri koreksi atas keputusan yang keliru.








VI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

TANGGAL / WAKTU
NO DIAGNOSA
IMPLEMENTASI
12-12-2012/09.00
1
(Gangguan manajemen pemeliharaan rumah b/ d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang sehat d/d Ibu K masak menggunakan kayu bakar)
·         Memberikan penyuluhan/penkes menggunakan media leaflet tentang bahaya asap dapur, lantai yang berdebu dan kotor, ventilasi yang tidak adekuat bagi penderita bronchitis kronis  yang dihadiri oleh Datok desa setempat, Petugas kesehatan, serta keluarga pak k, khusussnya oleh Pak K.
·         Melibatkan  keluarga secara langsung/ bersama keluarga  menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan sehat, dengan cara  mengepel  lantai rumah agar terhindar dari debu/tanah, serta menyarankan  keluarga menggunakan sandal khusus untuk dalam rumah dan  menganjurkan keluarga untuk membuka jendela setiap hari
·         Kontrak selanjutnya dilakukan pada tanggal 19-12-2012 jam 09.00 untuk kegiatan Evaluasi terhadap kegiatan yang telah/tidak dilakukan


VI.a. Rencana kegiatan pada keluarga Pak K( Satuan Acara Penyuluhan )
      Sasaran                  : Keluarga Pak K
      Hari/Tanggal          : Rabu/12 -12-2012
      Waktu                    : 45 menit
      Dx  . Kep               : No 1
      Intervensi               : No 1,3
      Kunjungan ke        : 1

1.      Latar Belakang
      Pak K adalah seorang petani yang mempunyai 4 orang anak, beliau menderita penyakit bronchitis selama 2 tahun belakangan ini atas diagnose dari Dokter puskesmas K. Sakit beliau sering kumat kumatan, bila kumat beliau batuk batuk berlendir, namun demikian Pak K masih juga merokok 2-3 batang/hari. Peningkatan pengetahuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang menjamin kesehatan  pak K merupakan hal yang paling penting karena bila keadaan lingkungan buruk maka penyakit Pak K akan semakin memburuk sehingga dapat memperburuk keaadaan Pak K.

2. Tujuan
      Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam bentuk pendidikan kesehatan diharapkan keluarga meningkatkan pengetahuannya dengan tolak ukur:
1.      Keluarga dapat menyebutkan bahaya lingkungan yang penuh asap dan debu bagi kesehatan
2.      Keluarga dapat menyebutkan akibatnya bila sering terpapar asap dan debu bagi kesehatan keluarga
3.      Keluarga dapat menyebutkan cara cara menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat


Tahap dan waktu
Kegiatan perawat
Kegiatan keluarga
Pendahuluan
( 5 menit)




Pelaksanaan
(35 menit)













Penutup
( 5 menit )
·         Mengucapkan salam pada keluarga
·         Mengingatkan kontrak yang telah disepakati
·         Menanyakan kesiapan keluarga untuk kontrak saat ini
·         Menginformasikan tujuan yang hendak dicapai


·         Menjelaskan tentang Bronkitis kronis, penyebab serta tanda dan gejalanya
·         Menjelaskan tentang lingkungan rumah yang sehat
·         Menjelaskan tentang bahaya ventilasi yang tidak adekuat
·         Memberi kesempatan keluarga bertanya terhadap penjelasan yang telah diberikan dan menjawab pertanyaan yang muncul
·         Menjelaskan tentang akibat yang dapat timbul bila sering terpapar asap dan debu
·         Menjelaskan tentang alternative mengurangi asap dan debu di rumah
·         Menyarankan keluarga membuat/menyediakan  tempat khusus untuk menampung sputum Pak K
·         Memberi kesempatan keluarga bertanya terhadap penjelasan yang telah diberikan dan menjawab pertanyaan yang muncul
·         Memberikan penguatan terhadap respon yang telah dilakukan keluarga

·         Membuat kesimpulan dengan keluarga tentang materi pendidikan kesehatan yang telah diberikan
·         Memberikan informasi cara dan tempat memperoleh informasi lanjutan yang berhubungan dengan materi pendidikan kesehatan
·         Membuat kontrak yang akan dating ( untuk kunjungan selanjutnya)
·         Menjawab salam
·         Memberikan respon
·         Menjawab  kesiapan
·         Memperhatikan
                

·         Memperhatikan

·         Memperhatikan

·         Bertanya

·         Memperhatikan

·         Memperhatikan
·         Memperhatikan

·         Bertanya
·         Memperhatikan


·         Membuat kesimpulan bersama keluarga
·         Memperhatikan

·         Mengungkapkan tentang kontrak akan datang.

VI. EVALUASI KEPERAWATAN
TANGGAL DAN WAKTU
NO DIAGNOSA
EVALUASI
17-12-2012/09.00
1
S: Keluarga mengatakan bahwa :
·         Kami sudah mengerti dengan materi yang telah diberikan
·         Kami sudah membuka jendela setiap hari
·         Kami sudah melepaskan sandal ketika masuk rumah dan sudah mengepel lantai setiap hari
·         Kami belum bisa membeli kompor gas/minyak karena uang tabungan kami belum cukup untuk membeli kompor gas/minyak.
O: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang bahaya asap dan debu untuk kesehatan, serta     ventilasi yang tidak adekuat, keadaan rumah pun sudah kelihatan rapi dan tidak sumpek, jendela sudah terbuka, namun ibu k masih memasak menggunakan kayu bakar dikarena kan uang tabungan mereka belum cukup untuk membeli kompor minyak/gas.
A: Masalah teratasi sebagian
·         Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang bahaya asap dan debu untuk kesehatan serta ventilasi yang tidak adekuat
·         keadaan rumah sudah kelihatan rapi dan tidak sumpek
·         jendela sudah terbuka
P: Melanjutkan dan menambah intervensi:
·         Menganti rencana penukaran kayu bakar ke  kompor gas/minyak dengan tetap menggunakan kayu bakar tetapi kayunya dijemur hingga kering dan membuang kulit kayu sehingga asap tidak terlalu banyak serta menambah ventilasi di atas atap dan membersihkan/membuang abu kayu setelah selesai masak.
·         Hal ini dilakukan sebelum keluarga mempunyai uang yang cukup untuk membeli kompor gas/minyak.
·         Evaluasai ulang.




BAB IV
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Istilah bronchitis kronis menunjukkan kelainan pada bronchus yang sifatnya menahun (berlangsung lama) dan disebabkan oleh berbagai faktor, meliputi faktor yang berasal dari luar bronchus maupun dari bronchus itu sendiri. Bronkhitis kronis merupakan keadaan yang berkaitan dengan produksi mucus trakheobronkhial yang berlebihan, sehingga menimbulkan batuk yang terjadi paling sedikit selama tiga bulan dalam waktu satu tahun untuk lebih dari dua tahun berturut-turut.
Faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status social ekonomi.
      Salah satu Diagnose keperawatan  yang muncul pada keluarga Pak K dengan diagnose medis bronchitis kronis  adalah:
·         Gangguan manajemen pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mempertahankan dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat d/d Ibu K masak menggunakan kayu bakar.
·         Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan  anggota keluarga yang sakit d/d Sakit saya sering kumat-kumatan, bila kumat saya Batuk-batuk dan berlendir, saya masih merokok.
2.      Saran
a.        Bagi teman sejawat
Dengan adanya makalah ini diharapkan perawat dan mahasiswa dapat melakukan asuhan Keperawatan keluarga pada pasien  dengan bronkitis kronis
b.      Bagi Instansi pendidikan
Dengan adanya makalah ini diharapkan instansi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikannya agar dapat membuat peningkatan kualitas pendidikan Asuhan Keperawatan keluarga.
c.       Bagi pihak Rumah Sakit/pelayanan kesehatan
Dengan adanya makalah ini diharapkan pihak rumah sakit/puskesmas dapat memberikan motivasi bagi karyawannya terutama perawat agar dapat melakukan Asuhan Keperawatan keluarga  dengan bronkitis kronis.





DAFTAR PUSTAKA
·         Bailon G. Salvicion & Maglaya Arracelis. Perawatan Kesehatan Keluarga. Copyriche 1978.
·         UP Coleege of Nursing. Dillman. Quezon City. Philippines. Jakarta. 1989.
·         Depkes RI. Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. 1987.
·         Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Seri C. Jakarta. 1994.
·         Buku Ajar Asuhan Keperawatn Keluarga. Jakarta 2003.